Kamis, 17 April 2014

komunitas



Gagasan Kehamilan Remaja

Meningkatkan Informasi, Pendidikan dan Peran Orang Tua Dalam Kehamilan Remaja

RINGKASAN

Masa remaja merupakan masa peralihan/ masa transisi/ masa pancaroba yang penuh gejolak, yaitu masa kanak-kanak menuju masa dewasa mandiri. Kehamilan bisa menjadi dambaan. Tetapi mungkin juga dianggap malapetaka apabila kehamilan itu sendiri tidak/ belum diinginkan. Berdasarkan penelitian yang didapat sejak September 2007 yang dilakukan di 4 kota di Indonesia. Dengan mengambil 450 responden dan dengan kisaran usia anatara 15-24 tahun, katergori masyarakat umum dengan kelas sosial menengah ke atas dan ke bawah. Didapatkan informasi bahwa sekita 65% informasi tentang seks didapat dari kawan 35% dari film porno. Dan hanya 5% yang mendapat informasi tentang seks dari orang tua.
Pembuatan karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gagasan baru tentang metode alternatif memperkecil kejadian kehamilan remaja dengan memberi informasi, pendidikan dan peran orang tua dalam kehamilan remaja agar sumber-sumber tersebut bermanfaat bagi remaja.
 Metode pembahasan karya ilmiah menggunakan kajian pustaka yang sebagian besar berasal dari buku, dan observasi secara langsung pada remaja.
Sudah ada penelitian tentang cara menyelesaikan masalah kehamilan remaja dengan penyuluhan, namun hal ini dirasa masih belum berhasil, melalui upaya baru dengan meningkatkan informasi, pendidikan dan peran orang tua diharapkan bisa memberikan kontribusi yang bermanfaat.

1.    Latar Belakang Masalah
Masa remaja secara umum merupakan peralihan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.Pada masa remaja banyak sekali perubahan yang terjadi pada diri anak, baik segi psikis maupun fisiknya. Dalam segi psikis bayak teori-teori perkembangan yang memaparkan ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan pada lingkungan. Remaja adalah masa peralihan diri anak menuju dewasa, pada masa ini terjadi berbagai macam perubahan yang cukup bermakna baik secara fisik, biologis, mental dan emosional serta psikososial. Kesemuanya ini dapat mempengaruhi kehidupan pribadi, lingkungan keluarga maupun masyarakat. Ketidak siapan remaja dalam menghadapi perubahan tersebut dapat menimbulkan berbagai perilaku menyimpang seperti : kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang, penyaki menular seksual (PMS) dan HIV / AIDS, kehamialn yang tidak diinginkan, Aborsi dan sebagainya.
Remaja merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis untuk menenmukan identitas diri. Pada masa transisi dari masa anak-anak ke masa remaja, individu mulai mengembangkan cirri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi lebih berbeda.remaja mulai memandang diri dengan penilaian dan standar pribadi, tetapi kurang dalam interpretasi perbandingan social. (kesehatan reproduksi remaja, Eny Kusmiran : 2011)
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas namun demikian, menurut beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (dalam bahasa inggris:adolescence). Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih ditekan kan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas(Soetjiningsih,2004). Kehamilan bisa menjadi dambaan. Tetapi mungkin juga dianggap malapetaka apabila kehamilan itu sendiri tidak/ belum diinginkan.
Menurut WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara 10-18 tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas :
1.      Masa remaja awal (10-13 tahun)
2.      Masa remaja tengah (14-16 tahun)
3.      Masa remaja akhir (17-19 tahun)
Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu :
1.      Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun
2.      Secara fisik, remaja ditandai oleh cirri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual
3.      Secara psikologis, remaja meupakan masa dimana individu mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, social, dan moral, di antara masa anak-anak menuju masa dewasa.
4.      rapa isu social dan klinis yang berkaitan dengan remeja antara lain terdiri atas :
1.      Peranan jenis kelamin
2.      Penyakit menular seksual (PMS)
3.      Penggunaan KB pada usia remaja/di luar nikah
4.      Kurangnya informasi dan konseling mengenai pendidikan seksual
5.      Kehamilan dini pada remaja/di luar nikah.
Tingginya angka kehamilan pada remaja di Indonesia saat ini dapat dibuktikan dari data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2006, kehamilan remaja di Indonesia menunjukkan hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 2,3 %; karena sama-sama mau sebanyak 8,5 % dan tidak terduga sebanyak 39%. Seks bebas sendiri mencapai 18,3 %. Pada tahun 2010, hamil di luar nikah karena diperkosa sebanyak 3,2%; karena sama-sama mau sebanyak 12,9% dan tidak terduga sebanyak 45%. Seks bebas sendiri mencapai 22,6%. Di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 2006 sekitar 26% mengalami hamil di luar nikah. Sedangkan pada tahun 2010, sekitar 37% mengalami hamil di luar nikah. Angka ini meningkat 11% dari tahun 2006.
Dari data SDKI tahun 2007 menunjukkan dari 801 orang remaja yang telah melakukan hubungan seks pranikah, sebanyak 81 orang atau 11% berakhir dengan kehamilan yang tidak diharapkan. Diantara remaja yang hamil tersebut, sekitar 50 orang tuatau, 57,5% mengakhiri kehamilaannya dengan melakukan aborsi.
Dalam hal ini perempuan tetap menjadi pihak yang paling dirugikan karena perempuanlah yang mempertaruhkan nyawanya. Selain itu, menurut data yang diperoleh dari Media Indonesia, rata-rata terdapat 17% kehamilan yang terjadi per tahun, merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. Sebagian dari jumlah tersebut bermuara pada praktik aborsi. Grafik aborsi di Indonesiamasuk kategori lumayan tinggi. Pada tahun dengan jumlah rata-rata per tahun mencapai 2,4 juta jiwa. Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 390/100.000 tertinggi di ASEAN menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain adalah pendarahan, infeksi dan eklampsia. Hanya sekitar 5% kematian ibu disebabkan penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis (Sarwono Prawirohardjo, 2002).
Beberapa faktor yang menyebabkan kehamilan pada remaja antara lain. hubungan seks di masa subur, renggangnya hubungan antara remaja dengan orangtuanya, rendahnya interaksi di tengah-tengah keluarga, keluarga yang tertutup terhadap informasi seks dan seksualitas, menabukan masalah seks dan seksualitas, serta kesibukanorang tua (Surbakti, 2009:135-139).
Upaya yang dapat diterapkan yaitu dengan Konseling kepada remaja dan keluarga meliputi kehamilan dan persalinan, membantu mencari penyelesaian masalah yaitu dengan menyelesaikan secara kekeluargaan, segea menikah, periksa kehamilan sesuai standar, gangguan jiwa atau resiko tinggi segera rujuk, bila ingin abortus maka berikan konseling resiko abortus.

2.    Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan gagasan ini adalah:
(1)      Mendeskripsikan kelompok swabantu remaja yang dapat memperkecil angka kehamilan remaja
(2)      Mendeskripsikan alasan mengapa kelompok swabantu remaja dapat memperkecil angka kehamilan remaja
(3)      Mendeskripsikan pengaruh kelompok swabantu remaja terhadap penurunan angka kehamilan remaja

3.    Manfaat
(1)     Bagi Penulis
Wahana untuk berlatih menuliskan ide-ide kreatif sebagai respons intelektual atas  persoalan-persoalan aktual yang dihadapi nmasyarakat, serta memperkaya wawasan,  pengetahuan, dan pengalaman tentang kelompok swabantu remaja yang sangat bermanfaat.
(2)     Bagi Petugas Kesehatan
Gagasan ini dapat digunakan sebagai metode baru dalam memberikan Asuhan pada remaja.
(3)     Bagi  Pembaca
Gagasan ini dapat digunakan sebagai wawasan dan pengetahuan tentang kelompok swabantu remaja yang bermanfaat dalam memperkecil kejadian kehamilan remaja.
(4)     Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian tentang kelompok swabantu remaja yang bermanfaat dalam memperkecil kejadian kehamilan remaja.

1.      GAGASAN
Kondisi kekinian
Perlunya pendidikan seks yang diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak tidak cenderung mencari informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua terhadap si anak. Komunikasi yang lebih terbuka antara orang tua anak dapat berperan penting bagi pemntauan perilaku anak di masyarakat. Karena dengan komunikasi, orang tua dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, misalnya, batas mereka boleh bermesraan dan apa konsekuensimya kalau dilanggar. Kepercayaan dari orang tua akan membuat mereka merasa lebih bertanggung jawab.
Pengetahuan tentang seksualitas yang minim atau setengah-setengah, dapat menyebabkan meningkatnya rasa keingintahuan pada remaja. Sehingga hal ini mendorong remaja untuk mencari informasi tentang seksualitas dari sumber-sumber yang mudah mereka dapatkan, seperti : teman sebaya, buku, majalah, internet, video, dll. Rasa keingintahuan yang besar juga dapat menjadi stimulus remaja untuk melakukan hubungan seksual di luar nikah. Pengetahuan yang minim tentang kehamilan pada remaja dan infeksi menular seksual, mengakibatkan seks yang tidak aman serta terjadinya kehamilan remaja.

2.    Solusi yang pernah diterapkan
Penanganan masalah yang terjadi pada kehamilan remaja yang pernah diterapkan dilingkungan komunitas maupun lingkup pendidikan dengan melakukan konseling kesehatan remaja  akan tetapi hasilnya masih belum maksimal karena cara tersebut hanya dengan melakukan pendekatan edukatif dan berfokus pada pola pikir remaja, dalam hal ini akan sulit untuk merubah mindset remaja yang kurang positif untuk mengarah ke hal yang tepat. Seperti diketahui konseling kesehatan yang dilakukan bidan tidak bisa memberikan perubahan secara total, belum dirasakan suatu action yang mampu menggugah hati dan pola perilaku remaja sesuai norma, namun hal tersebut hanya dijadikan sebagai tambahan ilmu pengetahuan oleh para remaja.

1)   Tinjauan kembali terhadap gagasan yang diajukan
Pencegahan kehamilan remaja dengan cara konseling sebagian sudah diketahui manfaatnya, tetapi saat ini sangat diperlukan suatu tindakan yang pasti sebagai langkah awal dalam menanggapi masalah tersebut. Konseling pada remaja hanya membrikan solusi dengan satu sudut pandang saja tanpa melakukan evaluasi terhadap sikap remaja selanjutnya.


2)   Pihak-pihak yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan
1.    Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat disini diharapkan dapat membantu para remaja agar mampu untuk menjaga diri agar tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif dan dari gagasan tersebut peneliti dapat memberi masukan pada remaja agar remaja dapat mengaplikasin di kehidupan sehari-hari agar tidak merugikan diri sendiri.
2.    Tokoh Agama
Diharapkan dapat memberikan siraman rohani sehingga para remaja dapat membentengi dirinya dengan nasehat-nasehat yang positif dari tokoh agama dan gagasan penulis.
3.    Tenaga Kesehatan
Pihak ini  yang sangat berperan penting dalam perwujudan gagasan penulis, karena tenaga kesehatanlah yang mengetahui kondisi kesehatan masyarakat untuk melakukan praktek secara langsung, dengan demikian gagasan penulis dapat direalisasikan oleh para tenaga kesehatan di seluruh Indonesia sehingga dapat mengurangi resiko kejadian kehamilan remaj.
4.    Remaja atau masyarakat luas
Dalam hal ini remaja sebagai sasaran yang utama dalam menjalankan gagasan yang dibuat oleh penulis sehingga remaja dapat merubah perilakunya lebih baik dari sebelumnya. Karena masih banyak remaja yang memiliki pengetahuan yang kurang  dan mendapatkan informasi yang kurang tentang kehamilan remaja.


3)   Langkah-langkah Strategis dalam Pengimplementasian gagasan
1.    Kita melakukan pendekatan pada orang tua. Perhatian dan peran orang tua amat berpengaruh besar terhadap perkembangan mental dan kejiwaan si anak. Anak yang tidak merasakan ketentraman di dalam keluarganya akan cenderung mencari ketentraman di luar dengan berbagai cara, ada kalanya mereka melakukan hal-hal yang banyak diantaranya yang cenderung melakukan hal-hal negatif sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap orang tuanya.
       2.    Melakukan sosialisasi hasil penelitian sesuai dengan gagasan penulis bahwa kehamilan remaja      merupakan hal yang penting untuk disosialisasikan karena jika remaja tidak memiliki moral yang baik maka, remaja akan menjadi beban bagi masyarakat dan keluarganya.
    3.    Dengan segera mungkin merealisasikan gagasan yang dinilai dapat bermanfaat dan efektif dalam pencegahan kehamilan remajapenyembuhan luka perineum agar tidak terjadi perawatan yang salah, termasuk gagasan penulis


3.KESIMPULAN
1)   Gagasan yang diajukan
Permasalahan kehamilan remaja yang dinilai masih banyak kejadiannya dan jika informasi, pendidikan dan peran orang tua kurang di dapatkan oleh para remaja, remaja akan semakin mudah untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan apabila hal ini tidak didasari dengan perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para remaja terjerumus ke arah pergaulan yang salah sehingga terciptalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan norma dan agama yang berlaku. Oleh sebab itu, penulis mempunyai gagasan terkait dengan adanya masalah tersebut yaitu memberikan informasi terkait dengan kehamilan remaja, lalu memberikan pendidikan seks jika disekolah kurang untuk mendapatkan pendidikan seks. Disini peran orang tua sangat diperlukan bagi para remaja agar tidak terjerumus ke hal yang negatif dan akan mengakibatkan kehamilan.
2)   Teknik implementasi yang akan dilakukan
1.    Melakukan pendekatan pada orang tua
2.    Melakukan penyuluhan tentang kehamilan remaja kepada orang tua
3.    Terjun langsung kelapangan untuk memberikan gambaran bahaya kehamilan remaja
3)   Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh
1.      Manfaat gagasan
a.    Memberikan informasi kepada remaja tentang kehamilan remaja.
b.    Memberikan pendidikan seks pada remaja agar tidak terjerumus ke hal-hal yang tidak diinginkan.
c.    Memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian tentang informasi, pendidikan dan peran orang tua dalam kejadian kehamilan remaja.
2.      Dampak gagasan
Gagasan yang diajukan oleh penulis tidak memberikan dampak negatif, akan tetapi justru memberikan dampak positif bagi remaja dan orang tua tentang kehamilan remaja, karena akan mempererat hubungan orang tua dengan anak (remaja) itu dan remaja itu agar lebih dekat dengan orang tua.

Minggu, 06 April 2014

Tugas Metpen


Jurnal Internasional (area komunitas)
Transmission of Beauveria bassiana from male to female Aedes aegypti mosquitoes.
  • 1Laboratorio de Entomología Médica, Facultad de Ciencias Biológicas, Universidad Autónoma de Nuevo León, Pedro de Alba S/N Ciudad Universitaria, Apdo. Postal 109-F, 66450, San Nicolás de los Garza, Nuevo León, México.




Abstract
BACKGROUND:
Resistance to chemical insecticides plus high morbidity rates have lead to rising interest in fungi as candidates for biocontrol agents of mosquito vectors. In most studies fungal infections have been induced by exposure of mosquitoes to various surfaces treated with conidia. In the present study eight Mexican strains of Beauveria bassiana were assessed against Aedes aegypti by direct exposure of females to 6 × 10(8) conidia ml (-1) on a filter paper, afterwards, the transmission of the least and most virulent isolates was evaluated by mating behavior from virgin, fungus-contaminated male to females, to examine this ethological pattern as a new approach to deliver conidia against the dengue vector.
METHODS:
In an exposure chamber with a filter paper impregnated with 6 × 10(8) conidia ml (-1) of the least and most virulent strains of B. bassiana, 6-8 day old males of A. aegypti were exposed for 48 hours, and then transferred individually (each one was a replicate) to another chamber and confined with twenty healthy females of the same age. Clean males were used in controls. Survival, infection by true mating (insemination) or by mating attempts (no insemination) and fecundity were daily registered until the death of last female. Data analysis was conducted with proc glm for unbalanced experiments and means were separated with the Ryan test with SAS.
RESULTS:
All strains were highly virulent with LT(50) ranging from 2.70 (± 0.29) to 5.33 (± 0.53) days. However the most (Bb-CBG2) and least virulent (Bb-CBG4) isolates were also transmitted by mating behavior; both killed 78-90% of females in 15 days after being confined with males that had previously been exposed for 48 hours to fungi. Of these mortality rates, 23 and 38% respectively, were infections acquired by copulations where insemination occurred. The LT(50) for sexually-infected females were 7.92 (± 0.46) and 8.82 (± 0.45) days for both strains, while the one in control was 13.92 (± 0.58). Likewise, fecundity decreased by 95% and 60% for both Bb-CBG2 and Bb-CBG4 isolates in comparison with control. The role of mating attempts in this delivery procedure of B. bassiana is discussed.
CONCLUSIONS:
This is the first report about transmission of B. bassiana by mating behavior from virgin, fungus-contaminated males to females in A. aegypti. Fungal infections acquired by this route (autodissemination) infringed high mortality rates (90%) in mated or approached females. However, prior to releasing virgin, fungus-contaminated males to spread B. basasiana among females of A. aegypti, this novel alternative needs further investigations.

Terjemahan :

Parasit Vektor . 26 Februari 2011 ; 04:24 . doi : 10.1186/1756-3305-4-24 .
Transmisi Beauveria bassiana dari laki-laki ke perempuan Aedes aegypti nyamuk .
García - Munguía AM1 , Garza - Hernández JA , Rebollar - Tellez EA , Rodríguez - Pérez MA , Reyes - Villanueva F.
Penulis Informasi 1Laboratorio de Entomologia MEDICA , Facultad de Ciencias Biológicas , Universidad Autonoma de Nuevo León , Pedro de Alba S / N Ciudad Universitaria , Apdo . Postal 109 - F , 66450 , San Nicolás de los Garza , Nuevo León , México .
abstrak
LATAR BELAKANG : Resistensi terhadap insektisida kimia ditambah tingkat morbiditas yang tinggi telah menyebabkan meningkatnya minat dalam jamur sebagai calon agen biokontrol vektor nyamuk . Dalam kebanyakan studi infeksi jamur telah diinduksi oleh paparan nyamuk untuk berbagai permukaan diobati dengan konidia . Dalam penelitian ini delapan strain Meksiko dari Beauveria bassiana dinilai melawan Aedes aegypti oleh paparan langsung betina sampai 6 × 10 ( 8 ) konidia ml ( -1 ) pada kertas saring , setelah itu, transmisi isolat paling dan paling ganas adalah dievaluasi dengan kawin perilaku dari perawan , jamur terkontaminasi laki-laki dengan perempuan , untuk memeriksa pola etologis ini sebagai pendekatan baru untuk memberikan konidia terhadap vektor DBD .

METODE : Dalam sebuah ruang eksposur dengan kertas saring diresapi dengan 6 × 10 ( 8 ) konidia ml ( -1 ) dari strain paling dan paling mematikan B. bassiana , laki-laki 6-8 hari tua A. aegypti yang terkena selama 48 jam , dan kemudian ditransfer secara individual ( masing-masing adalah mereplikasi a) ke ruang lain dan dibatasi dengan dua puluh perempuan yang sehat pada usia yang sama . Laki-laki bersih yang digunakan dalam kontrol . Survival, infeksi oleh kawin benar ( inseminasi ) atau dengan kawin upaya (tidak ada inseminasi ) dan fekunditas yang sehari-hari terdaftar sampai kematian perempuan lalu. Analisis data dilakukan dengan proc GLM untuk percobaan seimbang dan sarana dipisahkan dengan uji Ryan dengan SAS .

HASIL : Semua strain yang sangat virulen dengan LT ( 50 ) mulai dari 2,70 ( ± 0,29 ) ke 5.33 ( ± 0,53 ) hari . Namun yang paling ( Bb - CBG2 ) dan paling virulen ( Bb - CBG4 ) isolat juga ditularkan melalui perilaku kawin ; keduanya membunuh 78-90 % dari perempuan dalam 15 hari setelah terbatas dengan laki-laki yang sebelumnya telah terpapar selama 48 jam untuk jamur . Dari angka kematian tersebut , 23 dan 38 % masing-masing , adalah infeksi diakuisisi oleh sanggama mana inseminasi terjadi . LT ( 50 ) untuk wanita seksual terinfeksi adalah 7.92 ( ± 0,46 ) dan 8,82 ( ± 0,45 ) hari untuk kedua strain , sedangkan yang di kontrol adalah 13,92 ( ± 0.58) . Demikian juga , fekunditas menurun sebesar 95 % dan 60 % untuk kedua Bb - CBG2 dan Bb - CBG4 isolat dibandingkan dengan kontrol . Peran upaya kawin dalam prosedur pengiriman ini B. bassiana dibahas .

KESIMPULAN : Ini adalah laporan pertama tentang transmisi B. bassiana dengan mengawinkan perilaku dari perawan , laki-laki jamur yang terkontaminasi untuk perempuan dalam A. aegypti . Infeksi jamur diakuisisi oleh rute ini ( autodissemination ) dilanggar angka kematian yang tinggi ( 90 % ) pada wanita kawin atau mendekati . Namun, sebelum melepaskan perawan , laki-laki jamur yang terkontaminasi untuk menyebarkan B. basasiana antara perempuan dari A. aegypti , alternatif baru ini perlu penyelidikan lebih lanjut .