Gagasan Kehamilan Remaja
Meningkatkan
Informasi, Pendidikan dan Peran Orang Tua Dalam Kehamilan Remaja
RINGKASAN
Masa remaja merupakan masa peralihan/ masa transisi/ masa
pancaroba yang penuh gejolak, yaitu masa kanak-kanak menuju masa dewasa
mandiri. Kehamilan
bisa menjadi dambaan. Tetapi mungkin juga dianggap malapetaka apabila kehamilan
itu sendiri tidak/ belum diinginkan. Berdasarkan
penelitian yang didapat sejak September 2007 yang dilakukan di 4 kota di
Indonesia. Dengan mengambil 450 responden dan dengan kisaran usia anatara 15-24
tahun, katergori masyarakat umum dengan kelas sosial menengah ke atas dan ke
bawah. Didapatkan informasi bahwa sekita 65% informasi tentang seks didapat
dari kawan 35% dari film porno. Dan hanya 5% yang mendapat informasi tentang seks dari orang
tua.
Pembuatan
karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gagasan baru tentang metode
alternatif memperkecil kejadian kehamilan remaja dengan memberi informasi, pendidikan dan peran orang tua dalam
kehamilan remaja agar sumber-sumber tersebut bermanfaat bagi remaja.
Metode
pembahasan karya ilmiah menggunakan kajian pustaka yang sebagian besar berasal
dari buku, dan observasi secara langsung pada remaja.
Sudah ada penelitian tentang cara
menyelesaikan masalah kehamilan
remaja dengan penyuluhan, namun hal ini dirasa masih belum berhasil, melalui
upaya baru dengan meningkatkan
informasi, pendidikan dan peran orang tua diharapkan
bisa memberikan kontribusi yang bermanfaat.
1.
Latar Belakang Masalah
Masa remaja secara umum merupakan
peralihan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.Pada masa remaja banyak sekali perubahan yang terjadi pada diri
anak, baik segi psikis maupun fisiknya. Dalam segi psikis bayak teori-teori perkembangan yang memaparkan ketidakselarasan,
gangguan emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang
dialami remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun
akibat perubahan pada lingkungan. Remaja adalah
masa peralihan diri anak menuju dewasa, pada masa ini terjadi berbagai macam
perubahan yang cukup bermakna baik secara fisik, biologis, mental dan emosional
serta psikososial. Kesemuanya ini dapat mempengaruhi kehidupan pribadi,
lingkungan keluarga maupun masyarakat. Ketidak siapan remaja dalam menghadapi
perubahan tersebut dapat menimbulkan berbagai perilaku menyimpang seperti :
kenakalan remaja, penyalahgunaan obat terlarang, penyaki menular seksual (PMS)
dan HIV / AIDS, kehamialn yang tidak diinginkan, Aborsi dan sebagainya.
Remaja
merupakan suatu masa kehidupan individu dimana terjadi eksplorasi psikologis
untuk menenmukan identitas diri. Pada masa transisi dari masa anak-anak ke masa
remaja, individu mulai mengembangkan cirri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi
lebih berbeda.remaja mulai memandang diri dengan penilaian dan standar pribadi,
tetapi kurang dalam interpretasi perbandingan social. (kesehatan reproduksi
remaja, Eny Kusmiran : 2011)
Masa
remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini
sering disebut dengan masa pubertas namun demikian, menurut beberapa ahli,
selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (dalam bahasa
inggris:adolescence). Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan
untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi
dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat
reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih ditekan kan pada perubahan
psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas(Soetjiningsih,2004). Kehamilan
bisa menjadi dambaan. Tetapi mungkin juga dianggap malapetaka apabila kehamilan
itu sendiri tidak/ belum diinginkan.
Menurut
WHO (1995), yang dikatakan usia remaja adalah antara 10-18 tahun. Tetapi
berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas :
1. Masa
remaja awal (10-13 tahun)
2. Masa
remaja tengah (14-16 tahun)
3. Masa
remaja akhir (17-19 tahun)
Definisi remaja
sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu :
1. Secara
kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun sampai 20-21
tahun
2. Secara
fisik, remaja ditandai oleh cirri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi
fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual
3. Secara
psikologis, remaja meupakan masa dimana individu mengalami perubahan-perubahan
dalam aspek kognitif, emosi, social, dan moral, di antara masa anak-anak menuju
masa dewasa.
4. rapa
isu social dan klinis yang berkaitan dengan remeja antara lain terdiri atas :
1. Peranan
jenis kelamin
2. Penyakit
menular seksual (PMS)
3. Penggunaan
KB pada usia remaja/di luar nikah
4. Kurangnya
informasi dan konseling mengenai pendidikan seksual
5. Kehamilan
dini pada remaja/di luar nikah.
Tingginya
angka kehamilan pada remaja di Indonesia
saat ini dapat dibuktikan
dari data
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) tahun 2006, kehamilan
remaja di Indonesia menunjukkan hamil
di luar nikah karena
diperkosa sebanyak
2,3 %; karena sama-sama mau sebanyak 8,5 % dan tidak terduga sebanyak 39%.
Seks bebas sendiri mencapai 18,3 %. Pada tahun 2010, hamil di luar nikah karena
diperkosa sebanyak 3,2%; karena
sama-sama mau sebanyak 12,9% dan tidak terduga sebanyak 45%. Seks bebas sendiri
mencapai 22,6%. Di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 2006 sekitar 26% mengalami
hamil di luar nikah. Sedangkan pada tahun 2010, sekitar 37% mengalami hamil di
luar nikah. Angka ini meningkat 11% dari tahun 2006.
Dari data SDKI tahun 2007 menunjukkan dari 801 orang
remaja yang telah melakukan hubungan seks pranikah, sebanyak 81 orang atau 11%
berakhir dengan kehamilan yang tidak diharapkan. Diantara remaja yang hamil
tersebut, sekitar 50 orang tuatau, 57,5% mengakhiri kehamilaannya dengan
melakukan aborsi.
Dalam hal ini perempuan
tetap menjadi pihak yang paling dirugikan karena perempuanlah yang
mempertaruhkan nyawanya. Selain itu, menurut data yang diperoleh dari
Media Indonesia, rata-rata terdapat 17%
kehamilan yang terjadi per tahun, merupakan kehamilan yang tidak diinginkan. Sebagian
dari jumlah tersebut bermuara pada praktik aborsi. Grafik aborsi di
Indonesiamasuk kategori lumayan tinggi. Pada tahun dengan jumlah rata-rata per
tahun mencapai 2,4 juta jiwa. Saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
masih tinggi yaitu 390/100.000 tertinggi di
ASEAN menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas. Penyebab
langsung kematian ibu di Indonesia seperti halnya di negara lain
adalah pendarahan, infeksi dan eklampsia. Hanya sekitar 5% kematian ibu
disebabkan penyakit yang memburuk akibat
kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis (Sarwono
Prawirohardjo, 2002).
Beberapa faktor yang
menyebabkan kehamilan pada remaja antara lain. hubungan
seks di masa subur, renggangnya hubungan antara remaja dengan orangtuanya,
rendahnya interaksi di tengah-tengah keluarga, keluarga yang tertutup terhadap informasi seks dan seksualitas, menabukan masalah
seks dan seksualitas, serta kesibukanorang tua (Surbakti, 2009:135-139).
Upaya yang dapat diterapkan yaitu dengan Konseling
kepada remaja dan keluarga meliputi kehamilan
dan persalinan, membantu mencari
penyelesaian masalah yaitu dengan menyelesaikan secara kekeluargaan, segea
menikah, periksa kehamilan
sesuai standar, gangguan
jiwa atau resiko tinggi segera rujuk,
bila ingin abortus maka berikan konseling resiko
abortus.
2.
Tujuan
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penulisan gagasan ini adalah:
(1) Mendeskripsikan kelompok
swabantu remaja yang dapat memperkecil angka kehamilan remaja
(2) Mendeskripsikan alasan mengapa kelompok
swabantu remaja dapat memperkecil angka kehamilan remaja
(3) Mendeskripsikan pengaruh
kelompok swabantu remaja terhadap penurunan angka kehamilan remaja
3.
Manfaat
(1) Bagi Penulis
Wahana
untuk berlatih menuliskan ide-ide kreatif sebagai respons intelektual atas persoalan-persoalan aktual yang dihadapi
nmasyarakat, serta memperkaya wawasan,
pengetahuan, dan pengalaman tentang kelompok swabantu remaja yang sangat
bermanfaat.
(2) Bagi
Petugas Kesehatan
Gagasan
ini dapat digunakan sebagai metode baru dalam memberikan Asuhan pada remaja.
(3) Bagi Pembaca
Gagasan
ini dapat digunakan sebagai wawasan dan pengetahuan tentang kelompok swabantu
remaja yang bermanfaat dalam memperkecil kejadian kehamilan remaja.
(4)
Peneliti
Selanjutnya
Sebagai
bahan referensi dan masukan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan
penelitian tentang kelompok swabantu remaja yang bermanfaat dalam memperkecil
kejadian kehamilan remaja.
1.
GAGASAN
Kondisi
kekinian
Perlunya pendidikan seks yang
diberikan orang tua terhadap si anak sehingga anak tidak cenderung mencari
informasi dari tempat yang salah dan perlunya pengawasan ketat dari orang tua terhadap si anak.
Komunikasi yang lebih terbuka antara orang tua anak dapat berperan penting bagi
pemntauan perilaku anak di masyarakat. Karena dengan komunikasi, orang tua
dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan, misalnya, batas mereka
boleh bermesraan dan apa konsekuensimya kalau dilanggar. Kepercayaan dari orang
tua akan membuat mereka merasa lebih bertanggung jawab.
Pengetahuan tentang seksualitas yang
minim atau setengah-setengah, dapat menyebabkan meningkatnya rasa keingintahuan
pada remaja. Sehingga hal ini mendorong remaja untuk mencari informasi tentang
seksualitas dari sumber-sumber yang mudah mereka dapatkan, seperti : teman
sebaya, buku, majalah, internet, video, dll. Rasa keingintahuan yang besar juga
dapat menjadi stimulus remaja untuk melakukan hubungan seksual di luar nikah.
Pengetahuan yang minim tentang kehamilan pada remaja dan infeksi menular
seksual, mengakibatkan seks yang tidak aman serta terjadinya kehamilan remaja.
2.
Solusi yang pernah diterapkan
Penanganan
masalah yang terjadi pada kehamilan remaja yang pernah diterapkan dilingkungan
komunitas maupun lingkup pendidikan dengan melakukan konseling kesehatan
remaja akan tetapi hasilnya masih belum
maksimal karena cara tersebut hanya dengan melakukan pendekatan edukatif dan
berfokus pada pola pikir remaja, dalam hal ini akan sulit untuk merubah mindset
remaja yang kurang positif untuk mengarah ke hal yang tepat. Seperti diketahui
konseling kesehatan yang dilakukan bidan tidak bisa memberikan perubahan secara
total, belum dirasakan suatu action yang mampu menggugah hati dan pola perilaku
remaja sesuai norma, namun hal tersebut hanya dijadikan sebagai tambahan ilmu
pengetahuan oleh para remaja.
1)
Tinjauan
kembali terhadap gagasan yang diajukan
Pencegahan kehamilan remaja
dengan cara konseling sebagian sudah diketahui manfaatnya, tetapi saat ini
sangat diperlukan suatu tindakan yang pasti sebagai langkah awal dalam
menanggapi masalah tersebut. Konseling pada remaja hanya membrikan solusi
dengan satu sudut pandang saja tanpa melakukan evaluasi terhadap sikap remaja
selanjutnya.
2)
Pihak-pihak
yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan
1. Tokoh
Masyarakat
Tokoh
masyarakat disini diharapkan dapat membantu para remaja agar mampu untuk
menjaga diri agar tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif dan dari gagasan
tersebut peneliti dapat memberi masukan pada remaja agar remaja dapat
mengaplikasin di kehidupan sehari-hari agar tidak merugikan diri sendiri.
2. Tokoh Agama
Diharapkan
dapat memberikan siraman rohani sehingga para remaja dapat membentengi dirinya
dengan nasehat-nasehat yang positif dari tokoh agama dan gagasan penulis.
3. Tenaga Kesehatan
Pihak ini yang sangat berperan penting dalam perwujudan
gagasan penulis, karena tenaga kesehatanlah yang mengetahui
kondisi kesehatan masyarakat untuk
melakukan praktek secara langsung, dengan demikian
gagasan penulis dapat direalisasikan oleh para tenaga kesehatan di seluruh
Indonesia sehingga dapat mengurangi resiko kejadian
kehamilan remaj.
4. Remaja
atau masyarakat luas
Dalam hal ini remaja sebagai sasaran yang utama dalam
menjalankan gagasan yang dibuat oleh penulis sehingga remaja dapat merubah
perilakunya lebih baik dari
sebelumnya.
Karena masih banyak remaja yang
memiliki pengetahuan yang kurang dan mendapatkan informasi yang kurang tentang
kehamilan remaja.
3)
Langkah-langkah
Strategis dalam Pengimplementasian gagasan
1. Kita melakukan pendekatan pada orang tua. Perhatian
dan peran orang tua amat berpengaruh besar terhadap perkembangan mental dan
kejiwaan si anak. Anak yang tidak merasakan ketentraman di dalam keluarganya
akan cenderung mencari ketentraman di luar dengan berbagai cara, ada kalanya
mereka melakukan hal-hal yang banyak diantaranya yang cenderung melakukan
hal-hal negatif sebagai bentuk kekesalan mereka terhadap orang tuanya.
2. Melakukan
sosialisasi hasil penelitian sesuai dengan gagasan penulis bahwa kehamilan remaja merupakan hal yang penting untuk disosialisasikan
karena jika remaja tidak memiliki moral yang baik maka, remaja akan menjadi
beban bagi masyarakat dan keluarganya.
3. Dengan
segera mungkin merealisasikan gagasan yang dinilai dapat bermanfaat dan efektif
dalam pencegahan kehamilan remajapenyembuhan
luka perineum agar tidak terjadi perawatan yang salah, termasuk gagasan penulis
3.KESIMPULAN
1)
Gagasan
yang diajukan
Permasalahan kehamilan remaja yang dinilai masih banyak kejadiannya
dan jika informasi, pendidikan dan peran orang tua kurang di dapatkan oleh para
remaja, remaja akan
semakin mudah untuk mendapatkan informasi-informasi mengenai seks dan apabila
hal ini tidak didasari dengan
perkembangan mental yang kuat maka dapat membuat para remaja terjerumus ke arah
pergaulan yang salah sehingga terciptalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai
dengan norma dan agama yang berlaku. Oleh sebab itu,
penulis mempunyai gagasan terkait dengan adanya masalah tersebut yaitu memberikan informasi terkait dengan kehamilan remaja,
lalu memberikan pendidikan seks jika disekolah kurang untuk mendapatkan
pendidikan seks. Disini peran orang tua sangat diperlukan bagi para remaja agar
tidak terjerumus ke hal yang negatif dan akan mengakibatkan kehamilan.
2)
Teknik
implementasi yang akan dilakukan
1. Melakukan pendekatan pada orang tua
2. Melakukan penyuluhan tentang kehamilan remaja kepada
orang tua
3. Terjun langsung kelapangan untuk memberikan gambaran
bahaya kehamilan remaja
3)
Prediksi
Hasil yang Akan Diperoleh
1.
Manfaat gagasan
a. Memberikan
informasi kepada remaja
tentang kehamilan remaja.
b. Memberikan
pendidikan seks pada remaja agar tidak terjerumus ke
hal-hal yang tidak diinginkan.
c.
Memberikan referensi
bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian tentang informasi, pendidikan dan peran orang tua dalam kejadian
kehamilan remaja.
2. Dampak
gagasan
Gagasan
yang diajukan oleh penulis tidak memberikan dampak negatif, akan tetapi justru
memberikan dampak positif bagi remaja dan
orang tua tentang kehamilan remaja, karena akan mempererat hubungan orang tua dengan anak
(remaja) itu dan remaja itu agar lebih dekat dengan orang tua.